Istilah karawitan berasal dari kata rawit yang dalam bausastra Poerwadarminta berarti halus, lembut, serba halus (Jawa: remit). Istilah karawitan pernah memiliki pengertian cukup luas yaitu segala bentuk kesenian yang bersifat serba halus seperti seni kriya, seni tari, seni pedhalangan, seni suara, dan seni gamelan (Wawancara Eko Prasetyo, 28 Juli 2022). Pengertian karawitan yang lebih khusus adalah seni musik tradisi yang menggunakan alat musik gamelan Jawa berlaras sléndro dan pélog, baik instrumental maupun vokal (Supanggah 2002: 12). Dengan demikian, karawitan merupakan salah satu cabang seni suara yang menggunakan nada-nada pentatonis (sléndro dan pélog) baik menggunakan instrumen gamelan (ricikan) maupun suara manusia (vokal). Karawitan dapat berdiri sendiri sebagai sebuah kesenian yang mandiri dan dapat pula bergabung dengan kesenian lain seperti seni pedalangan, seni tari, seni wayang wong, dan sebagainya.

Seni karawitan memiliki banyak sekali unsur-unsur yang dapat membentuk rasa keindahan. Bagi para pemula, setidaknya diperlukan lima unsur pembentuk keindahan, antara lain: (1) irama, (2) laya atau tempo, (3) lagu, (4) laras, dan (5) greget saut atau dinamika (Wawancara Eko Prasetyo, 28 Juli 2022). Irama oleh Martopangrawit dijelaskan sebagai pelebarana atau penyempitan gatra (Purwanto, 2021:39). Logika ini diambil dari tabuhan saron penerus. Apabila tabuhan saron penerus memiliki kecepatan sama persis dengan demung maka irama yang dimainkan adalah irama gropak. Apabila tabuhan saron penerus memiliki kecepatan yang lebih cepat dari demung dua kali lipat, maka irama yang dimainkan adalah irama tanggung, demikian seterusnya hingga irama dados, wiled, dan yang terakhir rangkep.

Laya atau tempo adalah cepat dan lambatnya sajian karawitan (Purwanto, 2012:40). Lagu diartikan sebagai sebagai susunan nada-nada yang diatur dan apabila dibunyikan sudah terdengar indah (Martopangrawit, 1972:3). Laras bias berarti enak didengar, nada, atau tangga nada scale/gamme, yaitu susunan nada dengan jarak atau interval tertentu (Supanggah, 2002:86). Greget saut atau dinamika adalah kekompakan seluruh pengrawit dalam menyajikan irama, laya atau tempo, lagu, dan laras.

Apabila semua unsur estetik dalam sebuah sajian gending tersebut terpenuhi dengan baik, maka akan tercipta sajian gending yang rempeg dan rampak, yang merupakan salah satu tuntutan rasa estetis dalam seni karawitan (Wawancara Eko Prasetyo, 28 Juli 2022). Semua unsur pembentuk estetika dalam menabuh gamelan tersebut tidak dapat diwujudkan apabila para pengrawit tidak mempraktikkan mindfulness. Tanpa adanya mindfulness, penyajian irama, laya atau tempo, lagu, dan laras, greget saut para pengrawit akan menabuh semaunya sehingga tabuhan menjadi kacau dan rasa estetis tidak tercapai.

Karawitan merupakan kesenian tradisi yang masih bertahan sampai saat ini bahkan dikenal juga di mancanegara. Karawitan memiliki kedudukan yang sangat penting bagi masyarakat pendukungnya. Banyak kelompok-kelompok karawitan bermunculan baik di Indonesia maupun di mancanegara seperti yang sering muncul di kanal youtube seperti kelompok karawitan “Gamelan Dadali” di Moscow (Rusia), “Siswa Sukra” di Inggris, Jepang, Amerika, dan China.

Masyarakat pendukung karawitan di Indonesia yang berasal dari suku Jawa biasanya menghadirkan seni karawitan untuk berbagai keperluan seperti hajatan, menyambut hari besar, dan keperluan penting lainnya. Seni karawitan juga sering dijadikan materi perlombaan di tingkat sekolah dan masyarakat umum. Kelompok karawitan di Indonesia juga banyak bermunculan dan tampil di berbagai media sosial. Lembaga-lembaga pendidikan baik yang bersifat formal dan nonformal dalam wilayah kebudayaan Jawa banyak yang menyelenggarakan pelatihan seni karawitan. Siswa siswi SD Negeri Grogol 2 telah sejak dini mempelajari seni karawitan mulai dari irama, tempo, lagu dan masih dalam perkembangan dalam mempelajari laras dan dinamika kesadaran atau mindfulnes.

Sekolah Dasar Negeri Grogol 2 mendirikan ekstrakurikuler karawitan guna mengenalkan dan melestarikan budaya bangsa. Seni karawitan sering ditampilkan dalam acara-acara tertentu seperti bazar proyek penguatan profil pelajar pancasila, penerimaan rapor, acara perpisahan kelas VI, dan menyambut tamu kehormatan yang berkunjung di SD Negeri Grogol 2. Siswa-siswi yang mengikuti rata-rata masih berada pada kelas 3 sampai dengan 5. Permainan seni karawitan oleh siswa cukup mengesankan dimana mereka telah bisa memainkan 4 lagu yang sudah disesuaikan dengan pelatih. Pada usia mereka yang masih belia sudah wajar jika cara bermain mereka masih menghafal dan belum dapat merasakan greget saut dengan mempraktikan mindfullness.

Mindfulness dalam agama Buddha sepadan dengan istilah sati (Pali). Alidina (2010) mendefinisikan istilah mindfulness sebagai kesadaran, perhatian, dan mengingat. Kesadaran adalah sesuatu yang membuat orang sadar akan pengalamannya, perhatian adalah kesadaran yang terfokus, dan mengingat berarti mengingat untuk memperhatikan pengalaman dari waktu ke waktu (Tirto & Kahija, 2015: 127). Mindfulness dapat dilatih melalui samatha bhavana dan vipassana bhavana (Cernetic, M., 2018: 100). Orang yang memiliki mindful (kesadaran) lebih mampu dalam melakukan kontrol diri dan regulasi diri (Brown dkk, 2007: 830). Dapat dikatakan bahwa Buddhisme merupakan sumber utama dari mindfulness yang kini berkembang (Mace, 2008).

A.   Tujuan

Laporan ekstrakurikuler karawitan berikut dibuat dengan tujuan sumber referensi kegiatan serupa di SD Negeri Grogol 2 di masa mendatang. Referensi pedoman dapat berupa struktur organisasi, jadwal latihan dan program latihan dari ekstrakurikuler karawitan.

B.    Manfaat

a.       Bagi Lembaga

Manfaat yang dapat diambil dari lembaga adalah dapat menambah daya tarik sekolah untuk menarik minat peserta didik maupun wali siswa.

b.      Bagi Pendidik

Manfaat yang dapat diambil bagi pendidik adalah menambah jumlah pengalaman dan kompetensi kependidikan pada bidang pelesterian budaya bangsa.

c.       Bagi Peserta Didik

Siswa memperoleh pengalaman pelestarian budaya bangsa dan mengerti arti kerja sama dan dinamika musik jawa.